Jodoh.. Satu kata yang selalu menjadi pertanyaan, selalu menjadi misteri, dan tak pernah lelah untuk dinanti.. Tidak ada satu pun yang mampu mendefinikan konsep jodoh itu sendiri seperti apa.. Karena jodoh memang benar-benar sebuah rahasia terbesarNya, layaknya kematian dan rezeki, hanya Dia lah yang tahu kapan datangnya..
Seperti aku, semakin aku mencari maka semakin tak ku temukan ia.. Semakin aku berusaha maka semakin tak ku dapatkan ia.. Dan saat semua usaha n ikhtiar telah ku lakukan, meski tetap berujung kecewa n hanya mampu berserah, ternyata disana tangan Tuhan sedang bekerja..
Ternyata Allah sudah mempersiapkan seseorang yang terbaik untuk dianugerahkan disaat yang tepat n waktu yang tepat.. Dan saat terbaik itu hanya Allah yang tahu kapan..
Teringat pertama kali aku berdoa memohon jodoh adalah ketika usiaku 21 tahun.. Sejak tahun 2013 itu lah setiap hari dalam sujudku selalu ku mintakan jodoh yang terbaik.. Dan di tahun ini, 2016 alhamdulillah Allah memberi jawaban terindahnya..
Seseorang yang begitu pemberani mengkhitbahku, disaksikan masing-masing orang tua dan keluarga besarku ia mengikatku dengan sebuah cincin yang begitu manis di jemariku, tanda bahwa ia sebentar lagi akan memilikiku seutuhnya..
Terima kasih kekasihku, calon suamiku, Hilman Firdaus atas tanggung jawab besar yang telah kau usung atas namaku.. Aku begitu bersyukur bertemu denganmu.. Dan kau lah jawaban atas segala doa-doaku selama ini.. Meski terlihat kebetulan, tapi tetap, bahkan kebetulan yang paling kebetulan sekalipun itu adalah rencana Allah..
Lampung Timur, 22022016
Hujan turun menjumpai bumi di sore yang nyaman ini. Tak ada aktivitas, tak ada kesibukan, I'm free. Jarang-jarang memang ku dapatkan suasana seperti ini. Apalagi sebulan terakhir ini. Everyday is teaching, writing, n meeting. No holiday. So, Alhamdulillah.
Sambil menikmati dinginnya masker yang menyelimuti wajahku saat ini, aku tak berhenti memikirkan hari Minggu yang akan datang sebentar lagi. Ya, Minggu depan aku akan pulang. Pulang yang bukan sekedar pulang, tapi kepulangan yang akan mengubah status single ku selama ini.
Dia, seseorang yang tidak pernah ku duga, seseorang yang tidak pernah terbayangkan, seseorang yang tidak pernah ku pikirkan dan seseorang yang tidak pernah aku rencanakan sebelumnya. Dia, yang aku sebut kejutan dan hadiah terindah dariNya. Jawaban dari seluruh doa-doa ku selama ini. Dia datang begitu saja, mengubah hariku yang mendung menjadi cerah, hariku yang hujan menjadi warna pelangi, mengubah malamku yang gelap merona penuh bintang-bintang.
Keberaniannya, tekad dan kesungguhannya menawarkan diri menjadi partner perjalananku, teman hidupku, dan imam dalam setiap sujudku, membuat bibir ku kelu. Sampai saat ini pun kadang aku masih belum percaya akan secepat ini dipertemukan dengannya. Nikmat Tuhanmu mana lagi kah yang kau dustakan. Ayat ini selalu terngiang-ngiang dihati dan pikiranku.
Di bawah langit dan diatas bumi Lampung ini lah Allah mempertemukan kami. Berangkat dari masing-masing pelarian, akhirnya Allah mempertemukan kami untuk saling menjadi tempat untuk pulang dan kembali. Kesendirian n kesepianku selama ini hilang karena canda dan tawanya. Keresahan, kegalauan, dan kekhawatiranku selama ini luruh karena kepastian darinya. Kekosonganku menjadi terisi karena kehadirannya.
Minggu depan Insya Allah dia akan memintaku pada orang tuaku, dia akan melamarku. Sebuah hari yang diimpikan setiap wanita didunia. Eh tapi lamaran secara personal belum pernah dia utarakan lhooo. Cuma bilang mau ketemu orang tua dan melamar. Tapi kan aku juga memimpikan lamaran yang romantiisss. Hiihii..
But, I'm so happy. Realy realy happy. Finaly, "two is better than one", is true.
Selamat menanti hari Minggu. Bye bye Lampung. Meninggalkan sejenak kesibukan dan pekerjaan, untuk sebuah pertemuan perencanaan masa depan.
Lampung, 7 Februari 2016
>Kartika D. Astuti<