BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam syari’at Islam banyak ajaran yang mengandung muatan untuk
lebih mempererat tali persaudaraan dan solidaritas sesama umat Islam. Betapa
penting silaturahmi dalam kehidupan umat islam terutama dalam pendidikan. Hal
ini karena menyambung silaturahmi berpengaruh terhadap pendidikan karena bekal
hidup di dunia dan akhirat, orang yang selalu menyambung silaturhami akan
dipanjangkan usianya dalam arti akan dikenang selalu. Orang yang selalu
bersilaturahmi tentunya akan memiliki banyak teman dan relasi, sedangkan relasi
merupakan salah satu faktor yang akan menunjang kesuksesan seseorang dalam
berusaha. Selain dengan banyaknya teman akan memperbanyak saudara dan berarti
pula ialah meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Hal ini karena telah
melaksanakan perintah-Nya, yakni menghubungkan silaturahmi. Bagi mereka yang
bertakwa Allah akan memberikan kemudahan dalam setiap urusannya.
Salah satu
landasan utama yang mampu menjadikan umat bersatu atau bersaudara ialah
persamaan kepercayaan atau akidah. Ini telah dibuktikan oleh bangsa Arab yang
sebelum Islam selalu berperang dan bercerai-berai tetapi setelah mereka menganut
agama Islam dan memiliki pandangan yang sama baik lahir maupun batin, mereka
dapat bersatu.
Betapa penting
silaturahmi dalam kehidupan umat islam terutama dalam pendidikan. Hal ini
karena menyambung silaturahmi berpengaruh terhadap pendidikan karena bekal
hidup di dunia dan akhirat, orang yang selalu menyambung silaturhami akan
dipanjangkan usianya dalam arti akan dikenang selalu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hadits Tentang Persaudaraan Muslim
Hadits No. 1667
Lu’lu’ Wal Marjan
حَدِ
يث عَبْدِاللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِ اللهُ عَنهُمَا. أنَّ رَسُولَ اللهِ صلّي اللهُ
عليهِ
وَسَلّمَ
، قَالَ : الْمُسْلِمُ أَخُوالْمُسْلِمِ ، لَا يَظْلِمُهُ ، وَلاَ يُسْلِمُهُ .
وَمَنْ كَانَ فِى
حَاجَةِ
أَخِيهِ . كَانَ اللهُ فِى حَاجَتِهِ . وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً ،
فَرَّجَ اللهُ
عَنْهُ
كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. وَمَنْ سَتَرَمُسْلِمًا ، سَتَرَهُ
اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
اخرجه البخاري فى : – كتاب المظالم: – باب
لايظلم المسلم المسلم ولايسلمه .
Artinya:
Abdullah bin Umar r.a. berkata : Rasulullah saw. Bersabda : Seorang
muslim saudara terhadap sesama muslim, tidak menganiyayanya dan tidak akan
dibiarkan dianiaya orang lain. Dan siapa yang menyampaikan hajat saudaranya,
maka Allah akan menyampaikan hajatnya. Dan siapa yang melapangkan kesusahan
seorang muslim, maka Allah akan melapangkan kesukarannya di hari qiyamat, dan
siapa yang menutupi aurat seorang muslim maka Allah akan menutupinya di hari
qiyamat. (Bukhari, muslim).[1]
B.
Mufradat:
Seorang muslim saudara terhadap sesama muslim = اْلمُسْلِمُ أَخُوالْمُسْلِمِ
tidak menganiyayanya = لَا يَظْلِمُهُ
dan tidak akan dibiarkan dianiaya orang lain = وَلاَ يُسْلِمُهُ
hajatnya = حَاجَتِهِ
Dan siapa yang melapangkan kesusahan = وَمَنْ
فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً
seorang muslim
maka Allah akan menutupinya di hari qiyamat = سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
C.
Penjelasan dan Korelasinya dengan Hadist lain Serta Ayat Al-Quran
Intisari yang
dapat diambil dari isi hadist tersebut adalah:
1.
Tidak
dibolehkan Penganiayaan : baik badan, hati, maupun perasaannya.
2.
Larangan
membuka aib dimuka umum.
3.
Tidak
dibolehkan Merendahkan, meremehkan, serta menyepelekan baik dengan tingkah
laku, perbuatan dan perkataan.
Hadits
di atas sangat jelas berbicara mengenai seorang muslim yang dalam keadaan bagaimana
pun saudaranya itu, haruslah dibantu. Baik dia berada dalam keadaan yang
tertindas, juga ketika dia tengah menindas. Inilah keistimewaan ajaran Islam.
Sangatlah biasa jika seseorang membela orang yang dizalimi, karena seluruh
dunia pun akan menyetujui dan berpikir sama tentang hal tersebut. Akan tetapi
bagaimana jika menolong orang yang jelas-jelas menzalimi. Tentulah ini menjadi
sangat spesial dan luar biasa, karena tidak semua berpikiran dan bertindak
seperti ini.
Dalam hadits lain Rasulullah Saw bersabda :
عَنْ
اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِى اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ ص
اِنْصُرْاَخَاكَ
ظَالِمًااَوْمَظْلُومًا قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ هذا نَنْصُرُهُ مَظْلُومًا
فَكَيْفَ
نَنْصُرُهُ
ظَالِمًا ؟ قَالَ تَأْخُذُ فَوْقَ يَدَيْهِ
.
Artinya:
Dari Anas bin Malik r.a berkata : Rasulullah Saw bersabda :
“Tolonglah saudaramu baik zhalim atau dizhalimi, maka bagaimanakah kamu
menolong orang yang zhalim? Beliau bersabda : “Kamu ambil (tahan) kedua
tangannya”.
Adapun
cara kita sebagai seorang mukmin menolong orang yang menzalimi adalah dengan
mencegah dirinya dari berbuat zalim semampu dan sebisa kita. Hal ini serupa
dengan perintah Allah untuk memerangi orang yang بَغَتْ
dikarenakan mereka telah melampaui batas dan menzalim orang lain dan dirinya
sendiri.
Dalam sebuah hadist diterangkan
mengenai larangan mengabaikan antara satu sama lain:
وَعَنْ
أبِى أيُّوبَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عليهِ
وسلم
قَالَ : لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أنْ يَهْجُرَ أخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثِ لَيَالٍ يَلْتَقِيَانِ
فَيُعْرِضُ
هذَا وَيُعْرِضُ هذَا ، وَخَيْرُ هُمَا الَّذِى يُبْدَأُبِالسَّلاَمِ . مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ .
Artinya:
Abu Ajjub r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: Tidak
dihalalkan seorang muslim memboikot saudara sesama Muslim lebih dari tiga hari,
hingga bertemu masing-masing mengabaikan pada yang lain. Dan sebaik-baik
keduanya ialah yang dahulu memberi salam.
Intisarinya adalah haramnya
perbuatan saling membenci, saling hasad, saling bertolak belakang dan saling
memutuskan hubungan. Larangan untuk menyakiti/mengganggu seorang Muslim dalam
bentuk apapun. Haramnya menjauhi saudaranya Muslim lebih dari tiga hari. Semua
perbuatan tersebut bukanlah dari akhlaq seorang Muslim. Anjuran untuk
bersaudara dan bersatu hati diantara sesama Muslim. Tidak diperbolehkan seorang
muslim memboikot saudaranya selama tiga hari, karena manusia tidak akan
mencapai ketentraman tanpa pergaulan didalam suatu kelompok sebagai bentuk
persaudaraan
Pada hadits ini
Rasulullah saw membimbing kita kepada perkara yang mengharuskan kita menjadi
bersaudara, saling mencintai, bersatu hati serta saling berinteraksi antara
kita dengan interaksi baik secara Islami, yang menunjukkan kita kepada akhlaq
mulia dan menjauhkan kita dari keburukannya. Menghilangkan dari hati kita perasaan
hasad dan benci serta menjadikan hubungan kita hubungan secara Islam yang
mulia.
Hadits tersebut juga
menunjukan kepada kita bahwa ikatan persaudaraan dalam Islam lebih kuat
daripada ikatan nasab dan darah karena landasannya adalah iman kepada Allah. Maka
tidak boleh bagi seorang muslim menjauhi saudaranya atau berpaling darinya
lebih dari tiga hari selama hal itu tidak terdapat sebab yang diperbolehkan
oleh agama yang diharapkan orang yang yang dijahui tersebut kembali dari
penyimpangan dalam agama. Adapun hadis yang menjelaskan keutamaan dari
persaudaraan tersebut adalah :
حديث أبِى مُوسى ،عَنِ النَّبِىِّ صَلى الله عليه وسلم ، قَالَ : ((
إنَّ الْمُؤ مِنَ
لِلْمُؤمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا )) وَشَبَّكَ
أَصَا بِعَهُ .
أخرجه لبخارى فى : – كتاب الصلاة : – باب تشبيك الأصابع فى المسجد
وغيره .
Artinya:
Abu Musa r.a. berkata : Nabi Saw. bersabda : Seorang mu’min
terhadap sesama mu’min bagaikan satu bangunan yang setengahnya menguatkan
setengahnya, lalu Nabi Saw. mengeramkan jari-jarinya. (Bukhari, Muslim).
Artinya bahwa seorang
muslim adalah bagian dari muslim yang lain. Bila ia sakit, maka muslim yang
lain ikut merasakan sakit. Jika seorang muslim mempunyai masalah, sesungguhnya
itupun merupakan masalah kaum muslimin seluruhnya. Jika seorang muslim tidak
menolong saudaranya, maka hal itu akan berakibat fatal bagi dirinya dan bagi
saudaranya
Hadits di atas
sangat jelas berbicara mengenai seorang muslim yang dalam keadaan bagaimana pun
saudaranya itu, haruslah dibantu. Baik dia berada dalam keadaan yang susah,
juga ketika dia tengah kesulitan
عَنْ أبِيْ
مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ الله صَلّى اللهُ عليهِ
وَسَلّمَ : “اَلمُؤمِنُ لِلْمُؤمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ
بَعْضًا”((روه مسلم)
Abu Musa mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Orang mukmin yang
satu dengan lain bagai satu bangunan yang bagian-bagiannya saling mengokohkan.”
Pada hadits ini
Rasulullah saw membimbing kita kepada perkara yang mengharuskan kita menjadi
bersaudara, saling mencintai, bersatu hati serta saling berinteraksi antara
kita dengan interaksi baik secara Islami, yang menunjukkan kita kepada akhlaq
mulia dan menjauhkan kita dari keburukannya.
Dalam hadits
tersebut telah dijelaskan bahwa hendaknya orang islam harus saling
tolong-menolong dalam kebaikan dan membantu dalam kesulitan atau kesusahan yang
menimpa saudara kita di dunia ketika kita membantu untuk meringankan bebannya
dan bahkan menghapus kesulitannya di dunia, maka di akhirat kelak kitalah yang
akan mendapatkan apa yang kita kerjakan di dunia dengan membantu mengurangi
kesulitan orang lain
Adapun ayat Al-Quran
yang membahas mengenai persaudaraan, seperti Q.S. Al-Hujurat ayat 10 :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ
أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya:
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
D.
Pengertian Silaturahmi
Shilah artinya
Hubungan atau menghubungkan sedangkan ar-Rahm berasal
dariRahima-Yarhamu-Rahmun/ Rahmatan yang berarti lembut dan kasih
sayang.Taraahamal-Qaumu artinya kaum itu saling berkasih sayang. Taraahama
'Alayhi berarti mendo'akan seseorang agar mendapat rahmat. Sehingga dengan pengertian
iniseseorang dikatakan telah menjalin silaturrahmi apabila ia telah menjalin
hubungankasih sayang dalam kebaikan bukan dalam dosa dan kema'siatan.
Selain itu kata
ar-Rahm atau ar-Rahim juga mempunyai arti peranakan (rahim) ataukekerabatan
yang masih ada pertalian darah (persaudaraan). Inilah keunikan BahasaArab, Satu
kata saja sudah dapat menjelaskan definisinya sendiri tanpa bantuan kata-kata
lain. Dengan demikian Shilaturrahmi atau Shilaturrahim secara bahasa
adalahmenjalin hubungan kasih sayang dengan saudara dan kerabat yang masih
adahubungan darah (senasab). Seseorang tidak dapat dikatakan menjalin
hubungansilaturrahmi bila ia berkasih sayang dengan orang lain sementara
saudara dankerabatnya dia jadikan musuh. Islam dalam hal ini mengajarkan kepada
kita tentangskala prioritas, yaitu dahulukanlah keluarga dan kaum kerabatmu
baru kemudianorang lain. Hubungan baik dengan orang lain jangan sampai merusak
hubungankekeluargaan. Hubungan kasih sayang dengan istri jangan sampai merusak
hubungankita dengan orang tua dan saudara.
E.
Bentuk-Bentuk Silaturahmi
1.
Ziarah
Ziarah
kubur adalah mengunjungi makam keluarga, kerabat, ataupun makam para ulama yang
telah berjasa bagi perkembangan agama Islam.
2.
Lemah
lembut
Dalam
berbicara kepada orang lain, hendaknya kita memakai bahsa yang lemah lembut
agar tidak menyinggung perasaan satu sama lain.
3.
Bermuka
manis
Bermuka
manis terhadap orang lain sangat dianjurkan, karena orang lain akan lebih mudah
mengenal seseorang ketika orang itu sudah menunjukkan muka yang manis terlebih
dahulu.
4.
Memuliakan
orang lain
Memuliakan
orang lain juga dapat mendekatkan hubungan antara satu sama lain. Saling
menghormati dan menghargai adalah sesuatu yang juga dapat menyatukan hubungan
baik antar sesama.
F.
Korelasi Silaaturahmi dengan Beberapa Ilmu
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ (رضي الله عنه) قَالَ: قَاَل
رَسُوْلُ اللهِ (صلى الله عليه وسلم): "مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ,
وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ, فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ". (أخرجه البخاري)
Artinya: Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata: Rasulullah SAW.
bersabda: “Barang siapa yang suka dilapangkan rizkinya, dan dipanjangkan
umurnya, hendaklah (rajin) menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari).[2]
Hadits diataas menganjurkan
kita agar rajin bersilaturahmi, karena silaturahmi memperpanjang umur dan
memperbanyak rezeki. Sedemikian pentingnya silaturahmi, sampai-sampai orang
yang memutus silaturahmi terancam masuk neraka. Ada beberapa kajian ilmu
terhadap pendapat tersebut:
a.
Ilmu
Kesehatan (Memperpanjang Umur)
Riset puluhan tahun yang dilakukan
MacArthur Foundation mengenai penuaan di AS menyimpulkan bahwa dua prediktor
utama kesehatan manula adalah frekuensi silaturahmi dengan sanak-keluarga dan
kehadiran dalam pertemuan-pertemuan. Perjumpaan positif antar manusia dapat
menurunkan kadar hormon pemicu stres epinefrin/norepinefrin dan kortisol dalam
darah. Sebaliknya, hormon yang memperkuat rasa saling percaya dan ikatan emosi,
oksitosin dan vasopresin, justru meningkat. Ilmuwan juga menduga bahwa
silaturahmi memicu dua neurotransmitter penting: dopamin, yang meningkatkan
daya konsentrasi dan rasa bahagia, dan serotonin, yang mengurangi ketakutan dan
kecemasan.
b.
Ilmu
Sosial (Memperbanyak Rizki)
Pada pertengahan tahun 1970-an, Sosiolog
Harvard bernama Mark Granovetter mempublikasikan risetnya yang kemudian menjadi
karya monumental mengenai cara orang mendapatkan pekerjaan. Apa yang
ditemukannya masih valid hingga sekarang, yaitu bahwa mayoritas orang mendapat
pekerjaan melalui koneksi pribadi. Namun, satu temuan yang mengejutkan
Granovetter adalah bahwa koneksi tersebut umumnya bukan teman atau saudara
dekat. Si penerima kerja hanya sesekali dalam setahun bertemu dengannya.
Teman atau saudara jauh tersebut efektif
dalam memberi informasi pekerjaan—menurut Granovetter—karena dia tahu banyak
orang yang tidak Anda kenal, berbeda dengan kebanyakan relasi teman dan
keluarga dekat Anda yang umumnya juga Anda kenal. Bersilaturahmilah dengan
orang yang lama tidak Anda jumpai, seperti kawan sekolah dulu, saudara jauh,
atau mantan rekan kerja, maka Anda berpeluang mendapat informasi berharga untuk
bisnis atau pekerjaan Anda.[3]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Salah satu tanda
kesempurnaan iman seseorang mukmin ialah mencintai saudaranya sendiri
sebagaiman ia mencintai dirinya sendiri. Hal itu direalisasika dalam kehidupan
sehari – hari dengan berusaha untuk menolong dan merasakan kesusahan maupun
kebahagiaansaudaranya seiman yang didasarkan atas keimanan yang teguh kepada
Allah SWT. Dia tidak berfikir panjang untuk menolong saudaranya sekalipin
sesuatu yang diperlukan saudaranya adalah benda yang paling di cintainya. Sikap
ini timbul karena ia merasakan adanya persamaanantara dirinya dan saudaranya
seiman. Ikatan persaudaraan dalam Islam lebih kuat daripada ikatan nasab dan darah
karena landasannya adalah iman kepada Allah.
Persaudaraan
merupakan hal yang umum, persaudaraan yang timbul karena saling memperkuat
ikatan–ikatan persaudaraan dan sebagai fakor untuk mencapainya kesejahteraan
masayarakat Islam. Setiap manusia memiliki kewajibannya dengan adanya rasa
cinta, penghargaan, penghormatan dan pelaksanaan berbagai kewajiban – kewajiban
yang harus dilaksanakan. Ukhuwah Islamiyah, persaudaraan Islam telah digariskan
oleh Allah SWT.Dalam AlQur’an dan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya dan
benar-benar diamalkan.
Daftar Pustaka
Abdul Baqi, M.
Fuad. Al-Lu’lu’ Wal Marjan. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1979.
Imam Bukhari, Shahih
Adabul Mufrad. Yogyakarta: Pustaka Ash-Shahihah, 2010.
Mahalli, Ahmad
Mujab dkk. Hadis-Hadis Muttafaq ‘Alaih. Jakarta: Prenada Media, 2004
Al Hafied,
Syekh dkk. Terjemah Bulughul Maram. Surabaya: Usana Offset Printing,
1993.
http://47h1.wordpress.com/2011/10/26/hadits-tentang-persaudaraan/
http://majalahkesehatan.com/silaturahmi-memperpanjang-umur-dan-menambah-rezeki/