# Apa itu pendidikan Anti-Realitas..??
Pendidikan Anti-Realitas adalah pendidikan yang orientasinya
bukan secara langsung untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Artinya, pendidikan saat ini masih
hanya berkutat pada teori-teori saja yang diberikan dan yang ditanamkan dalam
proses belajar mengajarnya. Seharusnya, pendidikan itu bertujuan bagaimana
menjawab kebutuhan masyarakat yang lebih berupa pemberdayaan skill dan
keahlian yang bisa langsung menyatu dan menjawab problematika masyarakat
tersebut. Sebagai contoh, Indonesia adalah negara agraris, sektor pertanian dan kelautan sangat besar, bagaimana cara memberdayakannya? Tentu saja dengan menghasilkan petani dan nelayan yang kompeten. Dengan cara apa? dengan cara menanamkan ilmu pengetahuan yang relevan dengan itu semua. Tapi kenyataan saat ini, sarjana pertanian pun tidak dicetak sebagai petani yang "handa", mereka lebih suka keluar dari jalurnya, misal sebagai pegawai perusahaan. Saya rasa ini salah satu problematika yang harus dipecahkan saat ini. Karena masih banyak lagi problem pendidikan yang lebih kompleks lagi.
# Kenapa hal ini terjadi di Indonesia..??
Saya memetakan ada tiga faktor yang mempengaruhi kenapa
pendidikan anti-realitas ini terjadi di Indonesia:
1. Adanya perubahan
sosial-masyarakat yang terus menerus.
Masyarakat yang terus menerus berubah secara cepat, memunculkan kebutuhan-kebutuhan yang semakin kompleks. Hal ini juga mempengaruhi kenapa pendidikan ini semakin jauh dalam menjawab kebutuhan masyarakat.
Masyarakat yang terus menerus berubah secara cepat, memunculkan kebutuhan-kebutuhan yang semakin kompleks. Hal ini juga mempengaruhi kenapa pendidikan ini semakin jauh dalam menjawab kebutuhan masyarakat.
2. Adanya sistem pendidikan
yang terus berubah.
Kita lihat bagaimana salah satu instrumen dalam pendidikan, yaitu kurikulum, yang terus diubah-ubah. Kurikulum tersebut sampai pada keberhasilan penyelenggaraannya tetapi sudah diganti-diganti dan diganti. Harusnya lakukanlah penyempurnaan-penyempurnaan dalam penyusunannya serta dalam pelaksanaannya, sehingga lebih efektif.
Kita lihat bagaimana salah satu instrumen dalam pendidikan, yaitu kurikulum, yang terus diubah-ubah. Kurikulum tersebut sampai pada keberhasilan penyelenggaraannya tetapi sudah diganti-diganti dan diganti. Harusnya lakukanlah penyempurnaan-penyempurnaan dalam penyusunannya serta dalam pelaksanaannya, sehingga lebih efektif.
3. Adanya politik pendidikan
yang “kurang sehat”.
Pendidikan tidak bisa lepas dari campur
tangan politik pemerintahan. Pendidikan selalu dikelola oleh pemerintah yang
tidak pernah lepas dari kepentingan-kepentingan. Sebetulnya negara ini punya
banyak dana dalam pendidikan, dana APBN sebesar 20% digelontorkan, tetapi pada
kenyataanya pendidikan di Indonesia ini masih mahal. Dari kepentingan-kepentingan
pribadi ataupun kelompok ini lah yang mengakibatkan “tidak sehatnya” pendidikan
di Indonesia ini.
# Bagaimana
mengatasi problematika ini..??
Cara
mengatasi problematika pendidikan anti-realitas ini adalah dengan cara
memberikan porsi yang lebih dalam pendidikan yang mengajarkan dan menanamkan
skill, keahlian, serta pengalaman-pengalaman yang memang dibutuhkan dalam
masyarakat. Antara pendidikan yang menanamkan teori dan skill harus lebih
diperhitungkan lagi.